media pendidikan LENTERA

Menebar Spirit, Edukasi & Inspirasi

MATERI KULIAH KESEHATAN DAN KEBIDANAN : BAGAIMANA MENGELOLA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS ?


MENGELOLA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di dunia. Pengertian bidan dan bidang praktiknya secarra internasional telah diakui International Cconfederation Of Midwives (ICM) tahun 1972 dan Federation of International Gynecologist (FIGO) tahun 1973, World Health Organization (WHO), dan badan lainnya. Tahun 1980 pada pertemuan dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut kemudian disyahkan oleh FIGO dan WHO. Menurut Kepmenkes No. 822/MENKES/SK/IX/1993 pasal 1 butir 1 (tentang oenyelenggaraan program pendidikan bidan). Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus program pendidikan bidan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintetis berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu managemen untuk dapat memberi pelayanan kepada ibu dalam masa prakonsepsi, hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu, dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan yaitu seluruh tugas yang menjadi tanggungjawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. (Konsep Kebidanan, Evi Sri Suryani ) Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesianal yang ditunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencana, pelaksana, dan evaluasi pelayanan kebidanan. (spradly, 1985; Logan dan Dakwin, 1987). (Kebidanan Komunitas, Syafrudin,SKM,Kes dan Hamidah S.Pd,M.Kes ) Pengelolaan kebidanan komunitas mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, pencatatan dan pelaporan. A. Perencanaan Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih biak (Le Breton) 1. Ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana a. Perencanaan jangka panjang Disebut perencanaan jangka panjang jika masa berlakunya rencana tersebut antara 12 sampai 20 tahun b. Perencanaan jangka menengah Jika masa berlakunya rencana tersebut antara 5 sampai 7 tahun c. Perencanaan jangka pendek Jika masa berlakunya rencana tersebut hanya untuk jangka waktunya 1 tahun saja. 2. Ditinjau dari frekuensi penggunaan a. Digunakan satu kali Apabila rencana yang dihasilkan hanya dapat dipergunakan satu kali. Perencanaan seperti ini dapat secara sengaja dilakukan, atau karena memang telah tidak dapat digunakan lagi. Antara lain karna keadaan lingkungan yang telah berubah b. Digunakan berulang kali Apabila rencana yang dihasilkan dapat dipergunakan lebih dari satu kali. Menurut New Man, perencanaan model ini hanya dapat dilakukan apabila situasi dan kondisi lingkungan normal serta tidak terjadi perubahan yang terlalu mencolok. 3. Ditunjau dari tingkatan rencana a. Perencanaan induk Apabila rencana yang dihasilkan lebih menitikberatkan pada aspek kebijakan, mempunyai ruang lingkup yang amat luas serta berlaku untuk jangka waktu yang panjang. b. Perencanaan operasional Apabila rencana yang dihasilkan lebih menitik beratkan pada aspek pedoman pelaksanaan yang akan dipakai sebagai petunjuk pada waktu melaksanakan kegiatan c. Perencanaan harian Apabila rencana yang dihasilkan telah disusun secara rinci. Rencana harian ini biasanya disusun untuk program yang telah disusun secara rinci. Rencana harian ini biasanya disusun untuk program yang bersifat rutin. 4. Ditinjau dari filosofi perencanaan a. Perencanaan memuaskan Apabila dianut pada waktu melakukan perencanaan tidak terlalu mementingkan keuntungan golongan, melainkan kepuasan semua pihak yang terlibat. b. Perencanaan optimal Apabila filosofi yang dianut pada waktu melakukan perencanaan sangat mementingkan pencapaian tujuan. c. Perencanaan adaptasi Apabila pada waktu melakukan perencanaan cenderung beupaya untuk selalu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. 5. Ditinjau dari orientasi waktu a. Perencanaan berorientasi masa lalu / kini Apabila rencana yang dihasilkan semata – mata bertitik tolak dari pengalaman yang pernah diperoleh dari masa lalu saja. Perencanaan model ini biasanya dilakukan apabila menghadapi keadaan darurat serta waktu yang sangat singkat. Misalnya dalam keadaan wabah. b. Perencanaan orientasi masa depan Apabila rencana dihasilkan memperhitungkan perkiraan – perkiraan yang akan terjadi pada masa yang akan datang 6. Ditinjau dari ruang lingkup a. Perencanaan strategi Apabila rencana yang dihasilkan menguraikan dengan legkap kebijakan jangka penjang yang ingin diterapkan, yang ingin dicapai, serta rangkaian dan pentahapan kegiatan yang akan dilakukan. b. Perencanaan taktis Apabila rencana dihasilkan hanya mengandung uraian tentang kebijakan, tujuan serta kegiatan jangka pendek saja. c. Perencanaan menyeluruh Apabila rencana bersifat menyeluruh dalam arti mencakup seluruh aspek dan ruang lingkup berbagai kegiatan yang akan dilakukan. d. Perencanaan terpadu Apabila rencana jelas menggambarkan keterpaduan antar kegiatan yang akan dilakukan, dan atau dengan kegiatan lain yang telah ada. Proses penyusunan rencana terdiri atas langkah - langkah menentukan tujuan strategi, kegiatan, sumber daya, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara terprinci, langkah – langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah 2. Menetapkan prioritas masalah Meliputi besarnya masalah, luasnya masalah, dampak masalah, besarnta akibat masalah, dan tingkat kemudahan mengatasinya. 3. Menetapkan tujuan Meliputi tujuan umum dan khusus 4. Menetapkan rencananaan kegiatan Meliputi kegiatan pada tahap persiapan, yahap pelaksanaan dan tahap penilaian. 5. Menetapkan sasaran Meliputi sasaran langsung dan tidak langsung 6. Waktu dan tempat 7. Organisasi dan staf Meliputi sumber daya yang perlu juga ditentukan adalah tenaga, sarana dan fasilitas, dana, managemen, serta informasi. 8. Rencana anggaran 9. Rencana evaluasi Manfaat perencanaan ini antara lain sebagai metode untuk mencapai tujuan, sebagai petunjuk pelaksanaan, dan menjamin penggunaan sumber daya scara efektif. (Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi ketiga, Prof.DR. Dr. Azrul Azwar M.PH. ) B. Pengorganisasian Kebidanan komunitas merupakan bagian kesehatan komunitas. Setiap kegiatan pokok yang diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan dengan kehamilan dan persalinan, keluarga berencana, serta anak balita merupakan kegiatan terpadu di dalam kebidanan komunitas. Yang termasuk pengorganisasian adalah Puskesmas, lembaga kesehatan masyarakat desa ( LKMD ) tempat kebidanan komunitas dilaksanakan di seksi 7 dan 8 (pembinaan kesejahteraan keluarga dan kesehatan, kependudukan dan KB) dengan bidan menjadi anggotanya. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan kegiatan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya. Kelompok Dasawisma (kelompok ibu berasal dari sepuluh rumah yang bertetangga) yang dibentuk melalui kegiatan PKK. Pengorganisasian berbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan sesuatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan. Pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggung jawabnya Hal-hal yang diorganisasikan: a. Kegiatan yang merupakan pengaturan berbagai kegiatan yang ada ada dalam rencana sedemikian rupa sehingga terbentuk satu kesatuan terpadu, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan b. Tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan ada pennggung jawabnya. Proses pengorganisasian, menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksanaan yang dibutuhkan, mendapatkan pengaturan yang sebaiknya - aiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggung jawab pelaksanaannya Hasil pengorganisasian : • Terbentuklah suatu wadah (ENTITY), yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. • Wadah yang terbentuk ini dikenal dengan nama ORGANISASI. Kebidanan komunitas merupakan bagian dari kesehatan komunitas. Kegiatan kebidanan komunitas ditentukan, diatur dan dilaksanakan bersama dengan upaya kesehatan komunitas. Dari segi kebijaksanaan pembangunan kesehatan, kegiatan komunitas termasuk di dalam upaya kesehatan keluarga. Sistem pemerintahan Indonesia merupakan daerah otonomi yaitu daerah Tingkat I, Tingkat II (Dinas Kesehatan Tingkat I dan II) yaitu unit-unit pelayanan yang melaksanakan pelayanan Kesehatan ibu anak dan keluarga berencana dilaksanakan di Puskesmas, pustu, polindes dan posyandu. C. Pelaksanaan Pelaksanaan atau actuating merupakan perencanaan dan pengorganisasian. Maka perlu mewujudkan perencanaan tersebut dengan menggunakan organisasi yang terbentuk berarti ini merupakan rencana tersebut dilaksanakan (implementating) atau diaktuasikan (actuating). Kata lain dari direction (bimbingan) sebagai gerak pelaksanaan. Pelaksanaan atau actuating berfungsi penciptaan kerja sama antara anggota kelompok serta pada pengarahan semangat kerja, tekad dan kemampuan keseluruhan anggota untuk tercapainya tujuan bersama. Pelaksanaan atau actuating merupakan usaha untuk menjadikan keseluruhan anggta untuk ikut bertekad dan berupaya dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok. Untuk melaksanakan prgram kesehatan, seorang pemimpin harus mampu mengarahkan, mengawasi dan mensupervisi bawahannya. Untuk itu perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan, yaitu motivasi, komunikasi, kepemimpinan, pengarahan,pengawasan, supervisi. Program dilakukan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dengan menjabarkan program atau kegiatan lebih rinci mencakup waktu, tempat pelaksanaan kegiatan, pengawasan, pengendalian, supervisi, bimbingan, dan konsultasi yang dilaksanakan di dalam pelaksanaan. D. Monitoring dan Evaluasi Kohort ibu dan Balita Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita. Tujuan: Untuk mengidentifikasikan masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah tangga, yang teridentifikasi dari daftar bidan. Jenis registrasi kohort a. Register kohort ibu Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan atau resiko yang dipunyai ibu yang diorganisir sedemikian rupa yang pengkoleksiannya melibatkan kader dan dukun bayi di wilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi. b. Register kohort bayi Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal. c. Registrasi kohort balita Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun. Pendataan suatu masyarakat yang baik yaitu bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adalah kader dan dukun bayi serta tokoh masyarakat. Bersama-sama dengan bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi dan balita dapat dilakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu komunitas tanpa terlewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa memasukkan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di Puskesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki oleh Puskesmas. Dengan Puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas dalam hal ini Puskesmas dan timnya dapat memonitor dan mengikuti setiap individu yang ada di daerah tersebut. Dengan Puskesmas memiliki seluruh data ibu hamil dan bidan desa memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil tersebut mempunyai faktor resiko atau tidak sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu dan anak yang dikandung. E. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan merupakan dokumentasi yang dapat dijadikan bukti atas pelaksanaan suatu kegiatan atau program. Pencatatan merupakan kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan. Bentuk pencatatannya dapat berupa tulisan di atas kertas (terbanyak), disket, dan lain-lain dengan ilustrasi tulisan, grafik, gambar atau suara. Manfaat pencatatan: 1. Memberikan informasi tentang suatu keadaan, masalah, atau kegiatan. 2. Sebagai bahan proses belajar mengajar. 3. Sebagai bahan pertanggung jawaban. 4. Sebagai bahan pembuatan laporan. 5. Untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi 6. Sebagai bukti hukum. 7. Sebagai alat komunikasi (penyampaian pesan). 8. Sebagai alat untuk meningkatkan suatu kegiatan atau peristiwa khusus. 9. Sebagai bahan penelitian. Bentuk pencatatan : 1. Berdasarkan isi a. Catatan tradisional yaitu apa yang didengar dan dilakukan oleh sipencatat (catatan harian) b. Catatan sistematik yaitu menggunakan format c. Identitas pasien, keluhan utama, pemeriksaan fisik, rencana dan tindakan, catatan perkembangan atau status pasien. 2. Berdasarkan sasaran a. Catatan indivdu seperti catatan ibu, bayi, anak balita. b. Catatan keluarga seperti identitas keluarga, masalah keluarga, kunjungan rumah. c. Catatan masyarakat seperti dalam kegiatan survei komuniti, bagian keadaan dan masalah komuniti, rencana dan langkah yang dilakukan serta hasilnya merupakan dalam kebidanan komuniti lebih diarahkan kepada ibu dan anak. 3. Berdasarkan kegiatan a. Catatan pelayanan kesehatan anak. b. Catatan pelayanan kesehatan ibu. c. Catatan pelayanan kesehatan KB. d. Catatan imunisasi. e. Catatan kunjungan rumah. f. Catatan persalinan. g. Catatan kelainan. h. Catatan kematian ibu dan bayi. i. Catatan rujukan. 4. Berdasarkan proses pelayanan a. Catatan awal / masuk b. Catatan pengembangan berisi kemajuan / perkembangan pelayanan. c. Catatan pindah. d. Catatan keluar. Pelaporan merupakan catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya yang disampingkan ke pihak yang berwenang atau berkaitan. Manfaat dari pelaporan : 1. Merupakan pertanggungjawaban autentik tentang pelaksanaan kegiatan. 2. Memberikan informasi secara terdokumentasi kepada pihak lain atau terkait. 3. Dapat digunakan sebagai bahan bukti hukum. 4. Dapat digunakan sebagai bahan pelayanan. 5. Dapat digunakan sebagai penyusunan rencana dan evaluasi. 6. Dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian DAFTAR PUSTAKA Bambang Hartono. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta : Rineka Cipta Depkes RI. Program Studi Kelayakan dan Rencana Usaha JPKM. Jakarta: Depkes RI, 2002 Depkes RI. Info Puskesmas dengan Paradigma Sehat Baru Kita Wujudkan Visi Sehat 2010. Jakarta: Depkes RI, 1999 Efendy,Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperwatan Kesehatan Masyarakat . Jakarta: EGC. http://id.wikipedia.org/wiki/Sasaran_Pembangunan_Milenium, Diakses tanggal 25 Maret 2011 http://www.bappenas.go.id/node/152/2580/upaya-pencapaian-millennium development-goals-mdgs/, Diakses tanggal 25 Maret 2011 http://www.searo.who.int/LinkFiles/Conference_INO-13-July.pdf http://en.wikipedia.org/wiki/Primary_health_care http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1558-implementasi-primary-health-care-di-indonesia.html M.N. Buston. 1997. Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta Nurul, C. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo S, 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta Public Health Agency of Canada. (2003). What determines health. http://www.phac-aspc.gc.ca/ph-sp/phdd/determinants/index.html Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Syafrudin dkk, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. The Department of Health. (2007). Building Healthy Cities - Guidelines for Implementing A Healthy Cities Project in Hong Kong (2nd ed.). http://www.chp.gov.hk/files/pdf/Building_Healthy_Cities_Guidelines.pdf The Regional Office for Europe of the World Health Organization. (2005). Health Impact Assessment Toolkit for Cities Document 3: Brochure on how Health Impact Assessment can Support Decision-making. http://www.euro.who.int/Document/Hcp/HIA_toolkit_3.pdf The Regional Office for Europe of the World Health Organization. (2003). Social Determinants of Health: The Solid Facts (2nd ed.). http: //www.euro.who.int/InformationSources/Publications/Catalogue/20020808_2 The World Health Organization. (2008). The determinants of health. http://www.who.int/hia/evidence/doh/en/print.html Wahid, I.M. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika. Wahyuningsih, Puji Heni, dkk. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Kebidanan. Fitramaya, Yogyakarta.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul MATERI KULIAH KESEHATAN DAN KEBIDANAN : BAGAIMANA MENGELOLA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS ? . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://mediapendidikanlentera.blogspot.com/2017/03/materi-kuliah-kesehatan-dan-kebidanan.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: lentera pena - Monday, March 13, 2017

Belum ada komentar untuk "MATERI KULIAH KESEHATAN DAN KEBIDANAN : BAGAIMANA MENGELOLA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS ? "

Translate

Blog Archive