Batik sebagai wacana pendidikan diartikan mempunyai makna
pendidikan dan digunakan untuk mendidik. Pendidikan dan pengajaran dimuati
perilaku atau latihan dalam bentuk apresiasi dengan memahami motif yang ada di dalamnya.
Maka, munculah konsep Pendidikan Batik yaitu mendidik ”dengan, melalui, berupa”
batik. Mendidik adalah mendewasakan anak, di mana struktur jiwa beranah cipta,
rasa, dan karsa.
Pendidikan Batik tidak hanya sekedar pelajaran praktek
berkaya seni tanpa kaidah dan prinsip penciptaan serta simbolise wacana teks
visual melainkan pendidikan dengan muatan lokal batik. Dengan pemahaman
bahwa batik selain sebagai sebuah karya seni dengan prosedur tutup celup,
batik juga bermuatan pendidikan berkehidupan (pendidikan kepribadian).
Dengan dinobatkannya batik sebagai salah satu
warisan budaya dunia yang dihasilkan bangsa Indonesia oleh UNESCO,
maka sebagai anak bangsa perlu merevitalisasi batik. Merevitalisasi batik
dengan ’menghidupkan kembali’ seni batik dengan tidak hanya sekedar mengenal
dan memakai batik tapi juga membangun pendidikan karakter melalui batik.
Banyak hal sederhana yang dapat diajarkan dari proses
membatik. Dengan membatik akan mengajarkan tentang kecermatan,
ketelitian, ketekunan. Alangkah baiknya jika dapat mendorong anak
didik untuk tidak melihat batik hanya sebagai sebuah mahakarya tapi juga
dapat memaknai filosofinya yang terkandung di dalamnya.**
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Membatik Mengajarkan Kecermatan, Ketelitian dan Ketekunan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://mediapendidikanlentera.blogspot.com/2014/11/membatik-mengajarkan-kecermatan.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
lentera pena - Tuesday, November 4, 2014
Belum ada komentar untuk "Membatik Mengajarkan Kecermatan, Ketelitian dan Ketekunan"