media pendidikan LENTERA

Menebar Spirit, Edukasi & Inspirasi

SELAYANG PANDANG TENTANG KONSEP DASAR KOMUNIKASI DAN KONSELING


A. Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan melalui sarana atau media komunikasi kepada komunikan yang dituju. Menurut Hovland “Communication is the process to the modify the behavior of other individuals”, komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain . Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak memberi perhatian pada riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa : “Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Definisi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa : “Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Berkomunikasi dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan dan ditujukan pada penerima pesan. B. Unsur-Unsur Komunikasi Definisi Lasswell tentang komunikasi secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi yaitu : a. Siapa, yakni pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber. b. Mengatakan apa, yakni isi informasi yang disampaikan. c. Kepada siapa, yakni pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima. d. Melalui saluran apa, yakni alat atau saluran penyampaian informasi. e. Dengan akibat atau hasil apa, yakni hasil yang terjadi pada diri penerima. Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi dipaparkan bahwa terdapat beberapa unsur komunikasi, termasuk lima unsur di atas, ditambah dengan umpan balik dan lingkungan. 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau dalam bahasa Inggris disebut source, sender atau encoder. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggris disebut message, content, atau information. 3. Media Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Contoh media dalam komunikasi antar pribadi ialah panca indera, telepon, surat, telegram. Sementara untuk media massa dibedakan atas media cetak dan media elektronik. Namun karena makin canggihnya teknologi komunikasi saat ini, yang bisa mengkombinasikan (multimedia) antara satu dan lainnya, makin kaburlah batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Selain itu, terdapat pula media komunikasi sosial, seperti rumah-rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara. Penerima biasa disebut dengan khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakuka oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Sehingga, pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan Balik Menurut Porter dan Samovar, umpan balik adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang dilakukannya. Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain, seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi seringkali sulit dilakukan karena faktor jarak yang terlalu jauh, di mana tidak tesedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial. Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ke tujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainya. Artinya, tanpa keturutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi. C. Komponen - komponen Komunikasi Menurut Wilbur Schramm, dalam suatu proses komunikasi paling sedikit harus terdiri dari 3 komponen yaitu:  Sumber  Pesan  Penerima Sementara menurut Harold Lasswell, komponen-komponen komunikasi dan proses komunikasi dalam suatu kalimat tanya: “Who says what in which channel to whom with what effect?”. Berdasarkan pada formula Lasswell, maka komponen komunikasinya adalah:  Sumber = who  Pesan = says what  Saluran = in which channel  Penerima = to whom  Efek = with what effect Secara umum komponen-komponen komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Sumber (source) Adalah seorang atau organisasi/lembaga yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau memutuskan untuk berkomunikasi dengan menyampaikan informasi, gagasan, sikap dan perasaannya kepada orang lain. Contoh : Seorang saksi mata yang melaporkan suatu kejadian kepada polisi. Lembaga BKKBN yang menyampaikan pesan-pesan dan program-program pembinaan keluarga berencana yaitu keluarga kecil dan sejahtera. 2. Pesan (message) Merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Menurut CS. Pierce, tanda-tanda dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu : ikon, indeks dan simbol atau lambang.  Ikon adalah tanda yang memiliki kesamaan dengan objek yang digambarkan. Contohnya, foto seseorang atau foto pemandangan.  Indeks adalah tanda-tanda yang memiliki hubungan langsung dengan keberadaan realitas atau objek yang ditunjuknya. Contohnya, adanya asap menunjukkan akan keberadaan api. Contoh lain, adanya semut menunjukkan akan adanya sesuatu yang mengandung rasa manis atau gula.  Sedang simbol merupakan tanda yang hubungannya dengan realitas yang diungkapkan tidak dekat, melainkan berdasarkan kesepakatan masyarakat dan budaya yang menggunakannya. Contoh: Rambu-rambu lalu lintas yang disepakati oleh masyarakat umum baik nasional maupun internasional. Kentong titir, merupakan tanda akan adanya keadaan bahaya, seperti kebakaran, banjir dan lain-lain, yang disepakati oleh masyarakat desa di Jawa. Simbol atau lambang-lambang juga dapat dibedakan ke dalam simbol-simbol verbal, simbol-simbol nonverbal dan simbol-simbol paralinguistik. Simbol-simbol verbal adalah tanda-tanda yang biasanya berupa kata-kata, baik yang tertulis maupun yang diucapkan oleh seseorang. Simbol-simbol nonverbal adalah tanda-tanda yang berupa gambar, warna, isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerak tertentu. 3. Saluran Komunikasi (channel/media) Merupakan alat atau sar kepada penerima. Lambang/simbol merupakan media primer dalam komunikasi. Lambang berupa bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan paling banyak digunakan karena dianggap paling mampu menterjemahkan perasaan dan pikiran kepada orang lain. Sedang media sekunder dalam komunikasi dapat dibedakan menjadi media massa dan media surat, telegram. Sedang media massa berupa surat kabar, radio, televisi, film, buku, majalah dan lain. 4. Penerima (Komunikan) Adalah seseorang atau sejumlah orang yang menerima pesan dan sumber. Dilihat dari jumlahnya, maka bisa seseorang, sekelompok orang atau sekelompok besar orang yang tidak terhitung jumlahnya (massa). Contoh: • Pendengar satu stasiun radio jumlahnya tidak terhitung dan tersebar dalam suatu radius tertentu. • Pembaca sebuah buku jumlahnya banyak sekali walaupun tidak secara bersama dalam membaca buku tersebut. • Penerima tetepon biasanya seorang individu atau sekelompok kecil orang. 5. Umpan Balik (Feedback) Merupakan informasi yang memberitahu sumber bagaimana penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya. Informasi-infonmasi ini disampaikan penerima sebagai tanggapan atas pesan yang disampaikan sumber kepadanya. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai sumber untuk menilai keefektifan pesan yang disampaikannya, sehingga sumber dapat melakukan perbaikan-perbaikan atau penyesuaian-penyesuaian dalam berkomunikasi berikutnya. Umpan balik ini dapat dibedakan ke dalam : • Umpan balik positif dan umpan balik negatif. • Umpan balik internal dan umpan balik eksternal. • Umpan balik langsung dan umpan balik tertunda. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Umpan balik positif : adalah umpan balik yang sesuai dengan harapan dari sumber. Contoh: Seseorang guru yang mengajar murid-muridnya memperoleh tanggapan yang menyenangkan dari murid-muridnya yang mendengarkan dan menyimak pesan yang disampaikan dan memahami apa yang disampaikan gurunya. Umpan balik negative : adalah umpan balik yang tidak sesuai dengan harapan dari sumber. Contoh: Seorang kakak yang memberi nasehat adiknya, ternyata ditanggapi adiknya dengan negatif, yaitu menganggap kakaknya menggurui serta mau ikut campur urusan orang lain. Umpan balik internal : adalah umpan balik yang berasal dari sumber/komunikator sendiri. Contoh : Seseorang yang sedang berpidato mendengar dan menyadari bahwa kata-kata yang disampaikannya kurang jelas dan tepat, kemudian mengulangi dan menggantinya dengan kata lain yang dapat dipahami oleh penerima. Umpan balik eksternal : adalah umpan balik yang berasal dari penerima pesan. Umpan balik langsung : adalah umpan balik yang disampaikan penerima pada saat yang sama (seketika) saat komunikasi berlangsung. Contoh: Pada komunikasi tatap muka, di mana sumber dan penerima berada dalam situasi tatap muka, maka umpan balik bisa diketahui sumber seketika pada saat komunikasi berlangsung, seperti penerima memperhatikan dan mengerti pesan yang disampaikan sumber. Umpan balik tertunda : adalah umpan balik yang diterima sumber tidak secara langsung, melainkan setelah komunikasi selesai dilakukan. Umpan balik tertunda ini terjadi dalam komunikasi yang bermedia. Contoh: Dalam komunikasi melalui medium surat kabar, umpan balik akan diketahui/diterima oleh sumber atau komunikator membutuhkan tenggang waktu tertentu, misalnya umpan balik disampaikan melalui telepon ke redaksi atau surat dan pembaca. 6. Barier (Hambatan komunikasi) Merupakan faktor-faktor yang menghambat dalam proses komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak cukup jelas dan terjadi destrosi dalam komunikasi. Ada beberapa hambatan komunikasi, antara lain:  Hambatan mekanis, yaitu faktor-faktor yang menghambat jalannya pesan secara fisik, biasanya terdapat pada media yang dipakai dalam menyampaikan pesan. Contoh: - Terhambatnya siaran radio karena berimpitan gelombang dan dua stasiun penyiaran atau suara yang terputus-putus pada pesawat radio. - Ketikan/cetakan yang buram atau tidak jelas pada surat kabar.  Hambatan semantik, yaitu hambatan yang berhubungan dengan bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan, sehingga terjadi perbedaan penafsiran atau salah pengertian terhadap suatu pesan yang pada akhirnya terjadi salah komunikasi di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Contoh : - Salah ucap komunikator, yang bermaksud mengatakan “kedelai” tetapi mengucapkan “keledai”. - Salah penafsiran karena pengertian konotatif seperti mengatakan “anjing” untuk menyebut binatang tetapi ditafsirkan “anjing” dalam pengertian umpatan Untuk mengatasi hambatan semantis ini, seorang komunikator harus dengan cermat memilih kata-kata yang akan disampaikan sehingga tidak menimbulkan makna ganda, berhati-hati dalam mengucapkan pesan serta menyusunnya dalam suatu kalimat yang Iengkap.  Hambatan psikologis Merupakan faktor-faktor dalam diri komunikan/penerima (kondisi kejiwaan seseorang) yang dapat menghambat jalanya komunikasi, seperti perasaan marah, sedih, kecewa, bingung atau prasangka terhadap orang lain yang berkomunikasi dengannya. Contoh: - Seseorang yang sebelumnya sudah berprasangka pada orang lain, jika berkomunikasi dengan orang tersebut tidak akan efektif karena selalu mempunyai prasangka buruk pada setiap apa yang dikemukakan orang tersebut. Seorang komunikator yang tidak mempelajari terlebih dahulu kondisi kejiwaan komunikan tidak akan efektif dalam komunikasinya, misalnya komunikannya sedang marah atau bingung. 7. Gangguan (Noise) Merupakan sesuatu yang mempengaruhi jalannya suatu pesan, terhalangnya proses penyampaian pesan atau yang mengganggu kamampuan pengiriman atau penerimaan pesan, sehingga pesan yang diterima komunikan berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh sumber/komunikator. Gangguan-gangguan dalam komunikasi antara lain :  Gangguan teknis, yaltu faktor-faktor yang mengganggu komunikasi, sehingga penerima merasakan perubahan dalam informasi atau stimulus yang sampai kepadanya. Contoh: - Seseorang tidak dapat mendengarkan secara jelas apa yang dikatakan temannya karena sistem suara yang sangat gaduh. - Mahasiswa tidak dapat mendengar secara jelas kuliah dosennya karena di luar ruang kuliah sangat ramai/gaduh.  Gangguan statis, yaitu gangguan-gangguan yang sifatnya selalu tetap, tidak dapat ditolak dan dikontrol oleh sumber atau komunikator. Misalnya : cuaca, hujan, petir dan lain-lain. Contoh; - Dua pihak yang berkomunikasi terganggu karena hujan yang deras sehingga proses penyampaian dan penerimaan pesan tidak dapat berjalan dangan lancar. - Seseorang yang sedang memutar televisi mengalami gangguan karena adanya petir sehingga tidak dapat mendengar secara jelas apa yang disampaikan komunikator. 8. Pengaruh (efek, akibat, influence) Merupakan dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan sumber/komunikator ke penerima. Komunikasi yang efektif tentu menimbulkan dampak pada penerima yang sesuai dengan tujuan dan harapan dari sumber/komunikator. D. Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah berlangsungnya penyampaian ide, informasi, opini, kepercayaan, perasaan dan sebagainya oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang, misalnya bahasa, gambar, warna, dan sebagainya yang mempunyai syarat. Proses komunikasi (communication process) terdiri atas enam tahap, yaitu : 1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain atau audience. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas di hadapan kita. Dunia ini penuh dengan berbagai macam informasi, baik yang dapat dilihat, didengar, dicium, maupun diraba. Ide – ide yang ada dalam benak kita disaring dan disusun ke dalam suatu memori yang ada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita terhadap kenyataan. 2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang kemudian diubah ke dalam bentuk pesan – pesan seperti dalam bentuk kata – kata, ekspresi wajah, dan sejenisnya, untuk kemudian dipindahkan kepada orang lain. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya. 3. Pengirim menyampaikan pesan Setelah mengubah ide – ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan. 4. Penerima menerima pesan Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima pesan tersebut. Pesan yang diterima adakalanya sempurna, namun tidak jarang hanya sebagian kecil saja. 5. Penerima menafsirkan pesan Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya ialah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan. 6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim. Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Ia merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Di samping itu, adanya umpan balik dapat menunjukan adanya faktor – faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata – kata, dan perbedaan reaksi secara emosional. E. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Menurut Ruber, faktor-faktor yang mempengaruhi message reception meliputi faktor-faktor yang ada pada :  Sumber, meliputi daya tarik, kredibilitas, proximity, similarity dan lain - lain.  Penerima, meliputi kebutuhan, sikap, tujuan, pengalaman, kebiasaan, kemampuan dan lain-lain.  Media dan lingkungan, meliputi repetisi, kompetisi, konsistensi, setting dan konteks. Potter & Perry, menjelaskan bahwa persepsi, nilai, latar belakang budaya, pengetahuan, peran dan lokasi interaksi memberikan pengaruh terhadap isi pesan dan bagaimana pesan tersebut disampaikan. a. Persepsi Persepsi ialah pandangan pribadi atas apa yang sedang terjadi. Sebuah komunikasi antara perawat dan klien memerlukan persepsi yang baik karena persepsi terbentuk atas dasar kesamaan antara apa yang diharapkan kedua belah pihak. Perbedaan persepsi antar individu dapat menjadi kendala dalam berkomunikasi. b. Nilai Nilai merupakan standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai penting dalam hidup seseorang terutama dalam hal pengaruh terhadap ekspresi pemikiran dan ide yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap interpretasi pesan. Dalam komunikasi, memahami dan menjelaskan sebuah nilai penting di saat akan membuat sebuah keputusan. Penting diperhatikan bahwa nilai pribadi dari perawat tidak ikut mempengaruhi hubungan professional dengan klien. c. Latar Belakang Budaya Budaya merupakan jumlah keseluruhan dari cara berbuat, berpikir dan merasakan. Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukkan dirinya melalui tingkah laku. Bahasa, pembawaan, nilai dan gerakan tubuh merefleksikan asal budaya. Budaya akan mempengaruhi klien dan perawat dalam berinteraksi satu sama lain. d. Pengetahuan Komunikasi akan lebih sulit ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain yang memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas jika kata-kata ataupun ungkapan yang digunakantidak dikenal oleh penerima pesan. Dalam hal melayani klien, perawat diharapkan dapat berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh klien mengingat tingkat pengetahuan diantaranya yang mungkin saja berbeda. e. Peran Individu berkomunikasi sesuai tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran mereka saat itu. Ketika perawat berkomunikasi dengan rekan sejawat tentu mereka tahu peran dan hubungan mereka saat itu dan berkomunikasi yang memang sesuai dengan peran dan hubungan mereka. Namun akan berbeda nantinya ketika perawat berkomunikasi dengan klien karena saat itu perawat telah memiliki hubungan dan peran yang berbeda saat berhadapan dengan klien yang pada akhirnya juga mempengaruhi komunikasi mereka. Perawat harus mampu menjaga jarak mereka dengan klien dalam batas professional demi terciptanya sebuah komunikasi yang sesuai. f. Lokasi Interaksi/ lingkungan Orang akan cenderung bisa berkomunikasi jika lokasi interaksi atau lingkungan mereka nyaman. Ruangan yang hangat, bebas dari kebisingan dan gangguan adalah lingkungan yang terbaik untuk berkomunikasi. Gangguan lingkungan dapat mengganggu pesan yang akan disampaikan. Perawat memiliki semacam kontrol ketika memilih lingkungan untuk berkomunikasi, artinya usaha perawat dalam memberikan sebuah informasi tidak boleh dihalangi oleh distraksi lingkungan. Komunikasi harus tepat dan relevan berdasarkan rencana pasien untuk perawatan. F. Bentuk Komunikasi 1. Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa merujuk, kepada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Selain pengertian di atas, beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa. Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu: Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang bersifat audio atau visual. Komunikasi massa menjadi lebih logis jika didefenisikan menurut bentuknya seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, tabloid, film, dan pita. Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gebner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry. Komunikasi massa sebagai suatu proses di mana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar. Menurut Jalaluddin Rakhmat, komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronis, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C (Nurudin, 2004) disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Luas di sini berarti lebih besar daripada sekadar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan melalui media massa sebagai media penunjang, dan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas yang sudah melalui proses beragam unsur komunikasi massa. 2. Komunikasi Interpersonal Little John memberikan definisi komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Joseph A. Devito mengartikan the process of sending and receiving messages between two person, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback (Komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik seketika). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan antara dua orang atau kelompok kecil secara langsung, baik itu pesan verbal maupun non verbal sehingga mendapatkan feedback secara langsung. Komunikasi interpersonal termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. 3. Komunikasi Intrapersonal Dalam buku Trans–Per Understanding Human Communication, 1975, disebutkan bahwa komunikasi intrapersonal adalah proses di mana individu menciptakan pengertian. Di lain pihak Ronald L. Applbaum dalam buku Fundamental Concept in Human Communication mendefinisikan komunikasi intrapersonal sebagai : Komunikasi yang berlangsung dalam diri kita, ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri dan kegiatan -kegiatan mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita. Sedangkan menurut Effendy bahwa komunikasi intra personal atau komunikasi intra pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri. Selanjutnya Rakhmat seperti dikutip oleh Rosmawaty (2010), mengatakan komunikasi intrapersonal adalah suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi pada diri sendiri atau dengan dirinya sendiri. Dari berbagai definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi intrapersonal dalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seorang. Orang ini berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan, dia berbicara pada dirinya sendiri, berdialog dengan dirinya sendiri, dia bertanya kepada dirinya sendiri, an dijawab oleh dirinya sendiri. 4. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya. Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok. Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut : a. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka; b. Kelompok memiliki sedikit partisipan; c. Kelompok bekerja di bawah arahan seorang pemimpin; d. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama; e. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas sama lain. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah merapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok. a. Kelompok Primer dan Sekunder. Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut : • Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas. • Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal. • Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya. • Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental. • Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal. b. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan. Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. “Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang. Fungsi komparatif Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini, cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi. c. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua : deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga : a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi 1) Konformitas Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga. 2) Fasilitasi sosial Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar ; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu. 3) Polarisasi Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul SELAYANG PANDANG TENTANG KONSEP DASAR KOMUNIKASI DAN KONSELING. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://mediapendidikanlentera.blogspot.com/2017/03/selayang-pandang-tentang-konsep-dasar.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: lentera pena - Monday, March 13, 2017

Belum ada komentar untuk "SELAYANG PANDANG TENTANG KONSEP DASAR KOMUNIKASI DAN KONSELING"

Translate

Blog Archive